Acara Angkat Sumpah: Layar Biru dan Kesan-Kesan Lainnya

Sekarang bisa tambal gigi gratis

"Jadi sekarang kalau tambal dan cabut gigi bisa gratis dong," biasanya begini komentar bagi orangtua yang anaknya baru angkat sumpah jadi dokter gigi. Gratis? Rasanya lebih murah langsung datang ke dokter gigi dan membayar lima ratus ribu rupiah untuk sekali perawatan tambal gigi, ketimbang harus membayari uang sekolah anak di fakultas gigi. Bukan hanya masalah uang, tapi juga masalah waktu. Apa bisa gigi yang sakit menunggu enam tahun lamanya untuk akhirnya bisa diobati?

Women are from Dentistry, Men are from Technics
Begitulah, setelah perjuangan enam tahunnya kini berujung pada sebuah kebahagiaan. Tapi bukannya kehidupan santai yang menunggu di esok hari, melainkan rangkaian perjuangan lainnya. Apalagi jika melihat apa yang sudah dicapai peserta lainnya pada acara Angkat Sumpah Dokter Gigi dan Penglepasan Program Spesialis, Magister, dan Doktor FKG UI sabtu kemarin. Selesai sekolah kedokteran gigi yang enam tahun itu, masih banyak ilmu yang bisa dikaji.

Mungkin pria boleh saja tertarik pada urusan mencabut dan menambal seluruh benda lain di muka bumi ini, kecuali gigi. Memang pada kenyataannya, ilmu kedokteran gigi ternyata lebih banyak menarik minat perempuan daripada laki-laki. Dalam sambutannya, wakil dari fakultas menyampaikan bahwa sampai saat ini, dari sekitar 2000-an lulusan FKG UI, perbandingan antara pria dan wanitanya adalah 3:1. Dibalas oleh wakil rektor, bahwa dia bersekolah di jurusan teknik mesin dimana perbandingan nya 1:1, satu mahasiswi untuk satu angkatan (Di ITB, angkanya bisa lebih menarik lagi, bisa 1:2 atau 1:3).

Kita lebih suka bertepuk tangan pada sesuatu yang jarang-jarang terjadi saja sebab (1) yang jarang-jarang terjadi itu patut diapresiasi, (2) bertepuk tangan terlalu sering akan melelahkan. Lulusan pria yang 'langka' membuat para hadirin membanjiri mereka dengan tepuk tangan meriah setiap pembawa acara memanggil nama mereka untuk maju. "Dokter gigi Isma." Khidmat. "Dokter gigi Mita." Masih tenang. "Dokter gigi Ni Nyoman". Masih tanpa tanda-tanda kemeriahan. Begitu disebut "Dokter gigi Ahmed", tepuk tangan membahana memenuhi ruangan gedung Widya Makara. Kejadian tersebut berulang untuk sepuluh kali saja, yakni sepuluh pria dari sekitar empat puluhan dokter gigi baru.
Sobfest
Banyaknya wanita membuat ruangan begitu dipenuhi dengan estrogen: kebaya, emosi yang meluap-luap, serta tangis. Selesai upacara angkat sumpah dan penandatangan surat, panitia menyiapkan juga sesi "sobfest". Videoklip berisi foto-foto para dokter gigi baru ini selama mereka bersekolah di UI, mulai dari masa-masa orientasi, kuliah, bakti sosial, sampai masa klinik, diiringi dengan narasi tentang besarnya dukungan cinta ibu bagi sang anak dan dilatari lagu 'Di Doa Ibuku Namaku Disebut' - seperti biasanya para ayah biasanya lebih sedikit mendapatkan apresiasi, betapapun beratnya mereka bekerja membiayai sekolah anaknya.

Selesai videoklip itu, seorang solis membawakan lagu 'Andai Aku Besar', pecahlah tangis para peserta angkat sumpah serta para ibu yang hadir di antara hadirin. Sebagian sambil menahan isak, mereka mendatangi orang tua masing-masing untuk menyerahkan setangkai mawar putih tanda penghargaan yang setinggi-tingginya bagi dukungan dari keduanya. Beberapa di antara mereka mengkompensasi rasa haru dengan tawa cengengesan, tapi gampang sekali membaca perasaan mereka: semakin cengengesan, semakin haru-biru perasaan yang mereka tutupi.

Layar Biru Yang Kontroversial
Tugas operator InFocus untuk sesi ini sangat baik: tangisan yang diharapkan pecah dengan sempurna. Tapi di sesi-sesi lainnya, hadirin punya alasan untuk berkomentar buruk. Sambutan dari fakultas dan rektorat diiringi dengan tayangan layar biru bertuliskan 'Panasonic', 'Settings', 'Select Port ', dan 'No Source Detected'. Sepuluh menit berikutnya dari acara, yang muncul di layar projektor adalah tampilan 'Initializing Windows XP'. Berikutnya adalah tampilan 'Microsoft Power Point' dalam mode edit slide. Intinya, hadirin diajak untuk ikut menyaksikan proses membuat presentasi menggunakan Microsoft Power Point. Entah kenapa tidak sekaligus diberikan handoutnya.

Di tengah-tengah tayangan slide berisikan foto-foto dan biodata yang mengiringi setiap lulusan maju ke depan untuk menandatangani sertifikat kelulusan, tiba-tiba layar projektor mati karena komputer restart. Kembali para hadirin disuguhi tampilan 'Initializing Windows XP'. Kami sangat curiga kalau Windows mensponsori acara ini dan dalam kontraknya mereka menginginkan logonya tampil sesering mungkin di layar.

Di akhir acara, ada yang melegakan: ayam kungpao yang lezat. Akhirnya hadirin bisa pulang dengan kesan yang lebih baik mengenai acara ini.

Comments

Popular Posts