en route kota - blok m

Jadi jawabannya: akhirnya gw udah nyobain busway. Tidak usah nunggu sampe liburan tahun baru Imlek 2555, kemaren gw berhasil berkenalan dengan sistem yang satu ini.

Dari Ancol bersama adek gw, gw udah rencana pulang naik kereta aja. Minimal bisa cepat sampai. Rupanya tepat di depan stasiun kota ada halte busway. It's really like a dream come true. Bayangkan, baru beberapa hari sebelumnya kejadian di beberapa halte orang berdesak-desakan dalam antrian yang mengular, bahkan ada yang sampai terinjak-injak. Bukti bahwa layanan gratis seringkali membawa efek yang fatal. Kasus ini persis seperti pembagian sembako gratis atau konser gratis. Jadi inget sebuah anekdot di Mati Ketawa Cara Rusia.

Seorang kakek suatu hari menerima surat bahwa ia berhak atas warisan dari kerabatnya yang tinggal di Amerika. Segera setelah ia mendapat kabar itu, beberapa petugas inteligen Rusia mendatanginya dan mengklaim hak negara atas warisan itu. Si kakek, biasa mendapat tekanan seperti itu, menyetujuinya dengan satu syarat: untuk satu hari semua toko di Moskow menyediakan bawang-barang gratis. Berhubung jumlah warisan tersebut cukup besar, pihak inteligen menyetujuinya.
Kesokan harinya semua toko menyediakan barang gratis. Terjadi antrian panjang di mana-mana yang akhirnya menyebabkan kegaduhan besar dan huru-hara. Banyak yang menjadi korban akibat terinjak-injak dan terhimpit.
Dengan gusar, petugas inteligen mendatangi kakek itu. "Lihat apa yang terjadi akibat permintaanmu yang nyeleneh itu!" bentak mereka. Dengan kalem si kakek menjawab, "Saya ini 'kan sudah tua. Jadi sebelum saya mati saya cuma mau tahu bagaimana sih komunisme itu."


Gw melihat ada kemiripan dari anekdot itu dengan sejumlah kejadian yang menyangkut masalah barang atau layanan gratis. Niatnya memang pemda ingin memberikan keringanan bagi masyarakat yang ingin mencoba busway, jadi selama beberapa hari ujicoba tiket masih "in the house". Akhirnya ya terjadilah yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Siapa yang menyangka kalau ujicoba gratis ini cukup santer terdengar sampai ke luar Jakarta sehingga mengundang sejumlah orang membawa sanak keluarganya atau murid-muridnya untuk bertamasya di atas bus merah dengan logo yang menurut banyak pendapat sebelas dua belas dengan logo Kacang Garuda. Padahal berapa ongkos yang mereka keluarkan untuk jauh-jauh datang ke ibukota untuk, pada akhirnya, merasakan naik bus. Sebab naik busway, bagaimanapun, gak jauh dengan naik bus.

Quote this: "It's like riding a bus, in a much more civilised way." Mungkin cara beradab ini yang sudah lama dirindu-rindukan oleh kita. Kita dari dulu cuma mendengar bahwa di luar negeri bus itu cuma berhenti di halte, di luar negeri busnya bersih-bersih, di luar negeri di dalam bus nggak ada pengamen atau pemaen akrobatik atau pelaku debus, di luar negeri sopirnya rapi dan nggak ugal-ugalan. Rindu itu pun akhirnya sedikit terobati dengan program ini. Walaupun obat yang satu ini obat bermerk "bus way" yang berharga Rp 118 miliar.

Balik ke soal pengalaman pribadi dengan busway. Dengan kursi nyaman yang masih berbalut plastik serta dinginnya AC, gw lumayan menikmati pemandangan di sepanjang rute yang notabene adalah daerah prima Jakarta. Cahaya dari lampion-lampion berwarna merah emas yang menghiasi kebanyakan gedung di daerah Gajah Mada - Hayam Wuruk terpantul di permukaan kali yang memisahkan kedua jalan itu. Kalau tidak terpaksa, tidak disarankan melewati jalan ini di siang hari, berhubung terangnya matahari akan memaksa kita mengakui bahwa kali dengan air berwarna kehitaman itu sama sekali bukan pemandangan yang spektakuler.

Selepas daerah kota, bus melaju melewati daerah silang monas dan jalan MH Thamrin.

Night City Tour gratis. Itulah bagusnya naik busway malam-malam. Jadi wisatawan domestik dan mancanegara kini bisa menikmati pemandangan Jakarta dengan ongkos pp Kota - Blok M yang jelas jauh lebih murah dibandingkan naik SilverBird. Bagus juga kalo ada bus khusus turis. Ladies and Gentlemen, welcome aboard to the City's ultimate ride TransJakarta. For the next forty minutes, I hope you'll enjoy the night view of Jakarta. ... Paling bagus kalo tiketnya bisa gratis. Menilik dari kejadian sebelumnya, sepertinya bakalan ada juga turis-turis yang rela bersusah payah datang ke Jakarta untuk menikmati layanan gratis ini.

Malam itu, kru TransJakarta nampak masih dalam tahapan sosialisasi juga dengan kecanggihan bus seharga 800 juta ini. Tape player yang tersedia di bawah kontroler pintu hidrolik masih belum difungsikan. Penumpang terpaksa menikmati hiburan seadanya berupa percakapan radio:

"Kepada semua unit, berhubung sudah hampir jam sembilan malam, harap jangan menerima penumpang lagi sesampainya di Blok M"1
"Dalam perjalanan ke pool Pinang Ranti, harap hati-hati dengan segala halangan yang bisa merusak bus"2
"Urusan lampu depan yang rusak untuk sementara tidak usah dipermasalahkan. Di sepanjang rute, penerangan jalan masih cukup terang."3

Kuping gw yang desperate untuk mendapatkan hiburan, dengan sabar hati mengikuti kata demi kata dalam percakapan itu.

Untungnya di masa mendatang, para penumpang mungkin bisa menikmati alunan suara Sutiyoso dalam album debutnya "TransJakarta" dengan lagu andalan "Busway"4.

Jangan heran kalau suatu malam elu nunggu busway di haltenya dan ternyata busnya dengan kecepatan penuh melaju melewati halte begitu saja tanpa ada tanda-tanda berhenti. Dari pengalaman gw, hal itu boleh jadi disebabkan si supir tidak melihat ada tanda dari penumpang di dalam bus yang ingin turun sementara di halte dilihatnya tidak ada calon penumpang yang melambaikan tangan meminta bus untuk berhenti. Semacam miscommunication. Calon penumpang merasa tidak perlu melambaikan tangan lagi, berhubung rasa-rasanya bus mestinya berhenti di setiap halte, no matter what. Untuk melambaikan tangan pun bakalan sulit terlihat, berhubung bentuk halte yang tertutup dan pintu yang hanya membuka jika ada bus berhenti saja. Sementara pak sopir juga sedang asyik-asyiknya mencoba kecepatan penuh bus baru itu di jalur yang bebas macet. Tidak usah ada khawatir atau minder kalau ada kejadian seperti itu.



[1] Jadi ingat nggak usah nyoba nyari busway di atas jam sembilan malam
[2] Berhubung dalam ujicoba hari pertama, ada sejumlah bus yang rusak akibat menabrak rambu-rambu jalan dan terowongan Manggarai. Maklum kebawa terus gaya nyupir di jalur bebas hambatan.
[3] Akibat nubruk objek-objek yang ada di sepanjang jalan.
[4] Isman, itu lagumu sayangnya nggak didaftarin ke Depkeh. Bayangin berapa itu royalti yang bisa diterima ....

Comments

Popular Posts