Warna Ramadan dari Malacca Ensemble
Dengan mengusung wold music, Malacca Ensemble dibentuk untuk ikut melestarikan musik tradisi melalui gubahan dan komposisi yang lebih populer dan modern. Dipelopori oleh Hendri Lamiri (biolin), kelompok musik ini terdiri dari Demas Narawangsa (drum), Indro Hardjo Dikoro (bass), Yaser Arafat (perkusi), Butonk Olala (akordeon), Faisal (gitar), Rio Zee Rinaldo (keyboard), Eunique Shalom (vokal)—hampir semua personil kelompok ini merupakan komposer atau musisi profesional yang trampil memainkan beragam alat musik. Namun pada penampilan mereka di Teater Salihara tanggal 5 Agustus kemarin, posisi Demas digantikan oleh Jantan dan posisi Eunique digantikan oleh Fariz RM sebagai bintang tamu.
Sederetan komposisi menawan mereka bawakan dengan warna ke-Melayu-an yang begitu kental sejalan dengan suasana Ramadhan. Malam itu dibuka dengan gesekan biola Hendri Lamiri yang menjadi perhatian utama dalam komposisi lagu "Seroja", sebuah nomor klasik gubahan Husen Bawafi. Selanjutnya sederetan komposisi seperti Beauty of Indonesia, Zikr, Galaksi meluncur dengan indahnya.
Sebagai frontman band ini, Hendri Lamiri menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Teater Salihara. "Sudah sejak lama kami ingin tampil di sini, namun kesempatannya baru ada di bulan Ramadan ini", begitu tuturnya.
Fariz RM memuji grup musik yang berdiri tahun 2007 ini, bahkan aransemen untuk lagu "Barcelona" dan "Sakura (Dalam Pelukan)" diakuinya menimbulkan perasaan "dilemparkan ke surga". Untuk dua nomor ini serta satu nomor pamungkas yang memadukan unsur Melayu dan Papua, Fariz menyumbang vokalnya yang khas serta permainan jemarinya di atas synthesizer. Seakan memperkuat unsur Papua, tiga orang penari sekaligus musisi tradisional Papua turut tampil sebagai kejutan segar.
Malacca Ensemble telah punya banyak pengalaman tampil di berbagai perhelatan musik dan melaksanakan konser tunggal, seperti pada Malaka Street Jazz Festival, Riau (2008); Java Jazz Festival, Jakarta (2009); Rain Forest World Music Festival, Serawak, Malaysia (2010); World Economic Forum, Davos, Swiss (2011). Selain itu mereka juga pernah tampil di British International School, Jakarta (2009); Bentara Budaya, Jakarta (2010); Gedung Kesenian Jakarta (2010); dan di Benteng Rotterdam, Makasar (2011).
Foto: http://salihara.org/event/2011/06/07/malacca-ensemble
Sederetan komposisi menawan mereka bawakan dengan warna ke-Melayu-an yang begitu kental sejalan dengan suasana Ramadhan. Malam itu dibuka dengan gesekan biola Hendri Lamiri yang menjadi perhatian utama dalam komposisi lagu "Seroja", sebuah nomor klasik gubahan Husen Bawafi. Selanjutnya sederetan komposisi seperti Beauty of Indonesia, Zikr, Galaksi meluncur dengan indahnya.
Sebagai frontman band ini, Hendri Lamiri menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Teater Salihara. "Sudah sejak lama kami ingin tampil di sini, namun kesempatannya baru ada di bulan Ramadan ini", begitu tuturnya.
Fariz RM memuji grup musik yang berdiri tahun 2007 ini, bahkan aransemen untuk lagu "Barcelona" dan "Sakura (Dalam Pelukan)" diakuinya menimbulkan perasaan "dilemparkan ke surga". Untuk dua nomor ini serta satu nomor pamungkas yang memadukan unsur Melayu dan Papua, Fariz menyumbang vokalnya yang khas serta permainan jemarinya di atas synthesizer. Seakan memperkuat unsur Papua, tiga orang penari sekaligus musisi tradisional Papua turut tampil sebagai kejutan segar.
Malacca Ensemble telah punya banyak pengalaman tampil di berbagai perhelatan musik dan melaksanakan konser tunggal, seperti pada Malaka Street Jazz Festival, Riau (2008); Java Jazz Festival, Jakarta (2009); Rain Forest World Music Festival, Serawak, Malaysia (2010); World Economic Forum, Davos, Swiss (2011). Selain itu mereka juga pernah tampil di British International School, Jakarta (2009); Bentara Budaya, Jakarta (2010); Gedung Kesenian Jakarta (2010); dan di Benteng Rotterdam, Makasar (2011).
Foto: http://salihara.org/event/2011/06/07/malacca-ensemble
Comments