Maafkan aku, Nia
Saat penentuan tiga besar AFI II hari Sabtu kemarin aku memang berharap kamu yang dieliminasi.
Bukannya aku tega, bukannya aku bilang suaramu gak merdu, bukannya aku bilang koreomu itu jelek tapi semata-mata karena aku tahu kamu yang paling bisa menerima kenyataan itu. Gayamu yang ceplas-ceplos itu. Lagipula wajahmu yang imut-imut dengan gigi gingsul penambah manis senyum itu pasti akan memberikanmu kemudahan menempuh jalan lain meskipun tidak jadi finalis AFI II.
Rupanya memang takdirmu untuk dieliminasi, Nia. Tapi memang acara eliminasimu malam kemarin memang acara eliminasi paling ceria dalam sejarah AFI. Kok bisa ya kamu tetap tersenyum ceria di antara isak tangis pendukungmu?
Bukannya aku tega, bukannya aku bilang suaramu gak merdu, bukannya aku bilang koreomu itu jelek tapi semata-mata karena aku tahu kamu yang paling bisa menerima kenyataan itu. Gayamu yang ceplas-ceplos itu. Lagipula wajahmu yang imut-imut dengan gigi gingsul penambah manis senyum itu pasti akan memberikanmu kemudahan menempuh jalan lain meskipun tidak jadi finalis AFI II.
Rupanya memang takdirmu untuk dieliminasi, Nia. Tapi memang acara eliminasimu malam kemarin memang acara eliminasi paling ceria dalam sejarah AFI. Kok bisa ya kamu tetap tersenyum ceria di antara isak tangis pendukungmu?
Comments