Pameran Bangunan Peka – Arsitektur Tanggap Lingkungan
Goethe Institut menggelar sebuah pameran dengan tema arsitektur reaktif dalam bentuk tujuh instalasi bertajuk Bangunan Peka – Arsitektur Tanggap Lingkungan di Museum Nasional. Pameran ini akan memberikan Anda wawasan baru bagaimana arsitektur menyesuaikan diri secara dinamis dengan iklim, cuaca, dan pengguna.
Arsitektur peka atau dinamis reaktif sesungguhnya bukan hal yang baru. Semenjak ribuan tahun yang lalu manusia bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya hanya dengan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya.
Peserta pameran adalah arsitek Uwe Rieger (University of Muenster dan Technical University of Berlin), Duncan Lewis (Scape Architecture - Bordeaux, Prancis) serta sejumlah komunitas dan biro arsitek yakni Arsitek Komunitas dari Yogyakarta, XTH-Berlin, LightArch dan SilverPneu serta Indonesian Dream (Rezza Rahdian, Erwin Setiawan, Ayu Diah Shanti dan Leonardus Chrisnantyo).
Arsitek Komunitas dari Yogyakarta mengajukan ide mengenai rumah yang tahan gempa serta tanggap terhadap bencana gunung meletus, suatu ide yang muncul dari observasi di sekitar kejadi bencana meletusnya Gunung Merapi tahun 2010 lalu. Sementara Indonesia Dream memaparkan gagasan besar "Ciliwung Recovery Program", yang tidak saja untuk bertujuan untuk membersihkan air sungai dari polutan, tapi juga menjadi suatu landmark supermodern yang bisa mengkonservasi air sungai, menyediakan ruang-ruang private dan publik dalam skala besar serta merevitalisasi interaksi manusia dan lingkungan di daerah aliran sungai Ciliwung.
Fast Track:
Pameran 'Bangun Peka-Arsitektur Tanggap Lingkungan'
7-20 Juli 2011 (Pukul 10.00-16.00, tutup setiap Senin dan Hari Libur Nasional)
Museum Nasional Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.12, Jakarta Pusat
dari: http://areamagz.com/article/read/2011/07/14/jakarta-punya-acara dan booklet pameran.
Comments